“Tentu
saja, aku akan memberimu ‘kotak’ meski kau kehilangan ketidak normalanmu. Aku
tidak peduli – asalkan kau mengijinkanku mendengarkan suaramu.”
“...Suaraku?”
“Ya,
aku suka warna gaya suara yang kalian manusia ciptakan, tapi ada satu suara
yang paling kusukai. Kalau mungkin, aku ingin kau membiarkanku mendengarkan
suara itu. ...Mh? Suara apa itu, kau bertanya? Seleraku cukup umum, jadi kurasa
kau sudah tahu. Itu adalah—“
Dia
tersenyum dan berkata,
“—suara hati yang retak.”
0 komentar:
Posting Komentar